Rabu, 25 Mei 2011

Dia Mengalihkan dunia ku




Dia Lain, berbeda, dan unik. Dia bermelodi dengan nada kehidupannya. Dia indah, mempesona, begitu eksotik. Dia hebat, tak ada lagi kata yang dapat melampauinya. Dia adalah inspirasi terhebat kartini masa kini.
 Adalah Putri Damayanti Potabuga. Gogagoman tempat dia di besarkan, tempat dia bercengkrama dengan alam, tempat dia mulai menyiasati dan menata kehidupannya. Di Fisip UNSRAT, tempat dia beragumen dengan pikiran para manusia yang bodoh.
Wanita pada umumnya digambarkan sebagai seseorang yang hanya memikirkan penampilan luar untuk menunjang serta menutupi kekurangannya, dan karena alasan inilah banyak wanita sangat mengagungkan penampilan luar mereka. Namun dia, yang biasa di panggil Puput, dia berbeda tak pernah sedikitpun dia memikirkan penampilan luarnya, tak perna sedikitpun dia mendengarkan komentar dari  orang bodoh yang menilai penampilan luarnya. Sekalipun orang lain mengejek serta mencacimaki penampilannya, dia tetap sama sekali tidak peduli.
 Terkadang banyak orang menganggap dia aneh, dengan bahasa-bahasa yang mungkin tidak ada dalam kamus bermacam-macam bahasa. Namun itulah kehebatan dia, mampu menghasilkan inovasi yang baru, tanpa merugikan orang lain. Tak sedikit pula yang menganggap dia itu cerdas, dia mampu menciptakan nada-nada yang unik dalam lagu kehidupannya yang mampu didengungkan menjadi satu lagu yang begitu menarik. Salah satunya lewat imajinasinya untuk mengangkat budaya dan kesenian Sulawesi utara. Kini bukan hanya sekedar imajinasinya, namun dia mampu merealisasikannya, lewat kemampuan eksotiknya dia rela jari jemarinya mengeluarkan darah demi sebuah cinderamata/souvenir.
 Lebih menarik dan sangat istimewa ketika dia harus menyusuri jalan, melewati terik matahari walaupun panas dan dan hujan. Dia membuang perasaan malunya dalam dirinya untuk meminta-minta kain bekas dari tukang jahit,asalkan tidak mencuri apapun akan dia lakukan demi mendapatkan sehelai sisa kain bentenan, sangat menarik kehidupan dia, begitu mempesona.
Rupiah, kata yang selalu melekat pada dirinya. Kebanyakan,  orang yang   mengagumi dia menyebutnya dengan Miss Rupiah, namun kata rupiah ini bukan suatu ejekan ataupun hinaan bagi dia. Akan tetapi kata ini merupakan penghargaan untuk dia. Dia mampu mengoprasikan seluruh syaraf dalam otaknya agar semua yang dilihat dengan matanya dapat menjadi sesuatu yang bisa di tukar dengan uang.
 Sungguh kehabatan yang sangat luar biasa.  Dia tidak sama seperti manusia biasanya, bukan pula karena dia begitu aneh. Bayangkan, setiap dia mendapatkan keuntungan dari buah tangannya,  dia habiskan bersama sahabat yang menjadi “keluarga” dekatnya. Sampai-sampai dia rela menghabiskan kiriman sebulan dari orang tuanya,  hanya semalam di rumah kopi, tempat dia bercanda tawa dengan sahabat yang sudah menjadi keluarga dekatnya.
 Dia tak pernah malu, tak perna ragu, bahkan dia rela bercanda dengan air hujan demi kelangsungan hidupnya dan demi hasil karyanya yang begitu menawan. Keunikan yang tidak kalah hebatnya ketika dia mampu tertawa disaat hatinya sedang menangis, dia selalu kuat walaupun sebenarnya dia lemah dan sudah tak mampu untuk bertahan, dia mampu bahkan selalu menjadi terang disaat kegelapan meliputi sekitarnya, dia selalu bercengkrama dengan alam, dia bisa membawa dirinya berada dalam keramaian meskipun keadaanya dalam kesunyian, dan sekalipun berada di tengah badai dia mampu untuk tetap bertahan dalam kehidupannya.
Dia tak hanya indah ketika ditatap dengan indra penglihatan, dia selalu berdiri tegak meskipun tidak mengunakan kedua kakinya, di atas satu kakipun dia mampu berdiri dengan tegak. Dia selalu bermusuhan dengan masalah, dia selalu menantang masalah sebesar apapun masalah yang datang, dia selalu yakin bahwa dia lebih besar dari masalah itu. Dia, dia , dia, begitu mengalihkan dunia ini.

“Bukan karna aku bersahabat dekat dalam komunitas kopi dengan k’puput, bukan karna k’puput selalu mengkondisikan perutku,dan bukan pula karena k’puput adalah boss ku, dan juga bukan karna  ingin mendapatkan bayaran ataupun kata : TRIM’s dari k’puput, tapi sebuah tulisan yang sederhana ini ku tuliskan karena aku sangat mengagumi beliau yang ku anggap adalah sumber inspirasi KARTINI saat ini.”
Pakatuan, 6 Mei 2011
Sekilas latar belakang : “Sudah lama sejak perkenalan kami aku ingin sekali menulis tentang beliau, namun waktunya belum tepat. Suatu saat, ketika dalam toilet di Pakatuan aku begitu terpacu untuk menulis tentang beliau, dan tak lama kemudian aku memutuskan untuk menulis tentang beliau, ”
Melissa Rosevien.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar